Sabtu, 11 Januari 2014

Pencegahan Kejang dan Keracunan pada Kehamilan

Kejang dan keracunan yang dialami oleh wanita hamil sebaiknya segera ditangani dengan dokter supaya tidak berkepanjangan dan membahayakan ibu dan janin. Keracunan kehamilan atau toxemia gravidarum sesungguhnya ialah sebutan lain bagi penyakit preekslamsia atau ekslamsia pada masa kehamilan maupun masa nifas. Penyakit itu diawali oleh hipertensi. Kenapa penyakit ini dikatakan keracunan kehamilan? Ini dikarenakan gejala tersebut terjadi pada saat kehamilan saja, tidak terjadi pada wanita yang tidak hamil, dan gejala ini terjadi setelah melahirkan. Namun anda tidak perlu cemas karena kondisi ini akan kembali normal. 
 

Gejala kejang dan Keracunan pada kehamilan

Preeklamsia dapat terjadi dengan ringan bahkan sampai parah. Dapat dikatakan preeklamsia ringan jika kehamilan anda ditandai oleh hipertensi 160/90 mmHg dan protein pada urin (+1). Sementara itu jika kehamilan anda disertai dengan hipertensi 160/110 mmHg dan protein pada urinnya (+3), itu sudah termasuk kedalam preeklamsia berat atau ekslamsia. Walaupun demikian, jika tekanan darah anda mencapai 135/85 mmHg, ibu hamil harus selalu waspada jika kehamilan anda disertai dengan berbaga keluhan seperti : sakit kepala yang berkepanjangan, ulu hati terasa nyeri, kaki anda terlihat lebih bengkak, muncul rasa mual hingga muntah, serta terjadi gangguan pada penglihatan anda yang menjadikan pandangan anda kabur, kondisi itu dapat dikategorikan pada pre-eklamsia berat.

Terjadi Komplikasi

Penyebab dari keracunan kehamilan ini belum diketahui pasti namun menurut beberapa ahli mengatakan penyakit ini terjadi pada saat plasentasi atau proses terbentuknya struktur juga jenis plasenta, yaitu pada saat awal-awal kehamilan, menempelnya plasenta pada dinding rahim. Pada saat itu, yang seharusnya terjadi ialah berubahnya pembuluh darah pada rahim juga plasenta, supaya rahim  ibu bisa memenuhi semua kebutuhan darah plasenta juga janin. Namun pada ibu yang mengalami preeklamsia, perubahan pada pembuluh darah rahim tersebut tidak terjadi secara ssemurna. Sehingga dapat menyebabkan munculnya komplikasi yang menyerang ibu dan juga bayi anda.  Diduga hal ini disebabkan oleh kelainan genetik, kelainan pada sistem kekebalan sang ibu, tidak seimbangnya oksigen dan antioksida, gangguan sistem pada pembekuan darah, dan juga kehamilan yang disertai oleh penyakit diabetes, berat badan berlebih, bahkan kelainan pada ginjal.

Trimester 2 dan 3

Preekslamsia biasa terjadi pada kehamilan trimester 2 sesudah 20 minggu dari kehamilan, dan sering terjadi saat trimester 3 sesudah 30 minggu masa kehamilan. Gejala preekslamsia dapat terjadi sebelum kehamilan memasuki usia 20 minggu, namun kasus seperti ini sangat langka untuk terjadi. Semakin awal terjadi gejala preekslamsia, semakin buruk juga pragnosisnya.

Ekslamsia merupakan kelanjutan dari preekslamsia

Jika anda tidak segera menangani gejala preeklampsia, maka ibu hamil memiliki resiko yang sangat tinggi untuk mengalami pendarahan di otak, gagal ginjal yang aku, pembengkkan pada paru-paru,kolaps, dan juga ekslamsia. Ekslamsia itu merupakan tahap lanjutan dari ganguan preekslamsia yang diawali dengan gejala kejang-kejang yang dapat berakibat serius untuk ibu hamil dan bayinya.

Jalani perawatan jalan atau rawat inap

Jika ibu hamil telah didiagnosis terkena preeklamsia atau eklamsia, cara yang paling baik untuk melindungi ibu hamil adalah dengan melahirkan bayi. Namun ini tidak selalu dapat dilakukan mengingat ada beberapa usia kandungan yang terlalu muda untuk dilahirkan. Jika ibu hamil mengalami preeklamsia yang ringan, biasanya ibu hamil diperbolehkan oleh dokter untuk menjalani rawat jalan, dengan catatan harus selalu mengontrol
tekanan darahnya. Jika ibu hamil telah termasuk pada preeklamsia berat maka diharuskan pada ibu hamil menjalani perawatannya secara total di rumah sakit.

Pengobatan

Preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang, ini berarti ibu hamil termasuk pada kondisi eklampsia. Itu merupakan salah satu kondisi yang sangat gawat dan harus segera mendapatkan penanganan. Jika kasus eklampsia ini terjadi pada ibu hamil, segera bawa ibu hamil tersebut ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang intensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar